Batu Pandang Ratapan Angin

Rabu, 25 November 2015

Ada Satu alasan mengapa spot yang berada di area telaga warna ini diberi nama Batu Ratapan Angin,salah satu yang paling beralasan adalah karena tempatnya yang tinggi sehingga menyebabkan tiupan angin yang berhembus di daerah ini agak kencang hingga menciptakan gesekan-gesekan pada bebatuan serta tanaman sekitar sehingga menghasilkan simfoni suara yang indah,Kata “ratapan” sendiri sebenarnya adalah salah satu ekspresi pemilik lahan di sekitar tempat ini manakala angin yang kencang memporakporandakan tanaman kentang yang notabene menjadi tanaman yang paling produktif di pegunungan Dieng.

Dari atas batu yang berada di kawasan inilah para petani bisa menyaksikan semua tanamannya hancur di terjang angin ketika musim angin datang. Dari situlah mengapa bukit dengan beberapa batu besar yang tiga tahun terakhir ramai di kunjungi wisatawan sebagai tempat menyaksikan panorama Telaga Warna dari ketinggian ini diberi julukan Batu Ratapan Angin.

Batu Ratapan Angin berdiri di lokasi lahan pertanian milik salah seorang penduduk Desa Jojogan yang bernama Bapak Sumar,oleh penduduk setempat lokasi ini di sebut juga dengan Batu Sumar. Terletak tidak jauh dari gedung Dieng Plateau Theater,cukup berjalan kaki kurang lebih sepuluh menit dari tempat parkir di gedung ini sampailah pengunjung ke area Batu Ratapan Angin.Secara administratif Batu Ratapan Angin masuk dalam kawasan Desa Jojogan,Kec Kejajar,Kab Wonosobo.